Kami merupakan lembaga jasa konsultan yang memiliki spesialiasi dan keahlian dalam menyediakan kapasitas maupun jasa profesional inovatif dalam mendukung dan mempromosikan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab, melalui pendekatan Keruangan, Kewilayahan, dan Ekologi Landscap serta ditunjang dengan prinsip-prinsip scientific serta strategi komunikasi yang efektif.

Jumat, 16 November 2012

Download ASTER GDEM v2

Untuk download ASTER GDEM v2 yang memuat ketinggian dengan resolusi 30 meter, Anda bisa download di : http://gdex.cr.usgs.gov/gdex/



Yang ada perlukan adalah Register terlebih dahulu pada situs diatas, kemudian Login agar dapat mendownload data tersebut.
Pilih area yang akan Anda download tersebut dengan “Define Polygon Area” atau “Define Rectangle Area” kemudian Download dengan menekan tombol  “Download Data for Defined Area”



Minggu, 11 November 2012

Satelit TERRA


Pendahuluan 
Bahwa perkembangan teknologi penginderaan jarak jauh (RS-GIS) telah memasuki babak baru dengan diluncurkannya satellite Terra pada tahun 1999 dan pemanfaatannya telah dilakukan distribusi data untuk keperluan public pada tahun 2000. Perkembangan demi perkembangan dan manfaat yang diperoleh ternyata hasil yang didapatkan dengan pemanfaatan Citra ASTER ini sangat mengagumkan oleh para pengguna. Sampai saat ini kebutuhan citra ASTER khususnya di Indonesia dari waktu ke waktu semakin banyak dan menyadari bahwa Citra ASTER telah membantu banyak dalam pekerjaannya.
Kita telah mengenal beberapa jenis citra satelit khususnya mempunyai focus pada Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat digunakan diantaranya mengidentifikasi dan memonitoring SDA. Contohnya : Satelite Landsat (mempunyai sensor TM dan ETM+), SPOT, IKONOS, NOAA (mempunyai sensor AVHRR), RADARSAT, JERS, Satelite TERRA (mempunyai sensor ASTER), dll.
ASTER adalah sensor dari Satelite TERRA dihasilkan oleh proyek kerja sama JAPAN-USA, dalam memecahkan persoalan yang menyangkut SDA dan Lingkungan. Projec ini didukung sepenuhnya oleh para ilmuwan JAPAN-USA dari beragam keilmuan diantaranya : geologi, meteorology, pertanian, kehutanan, studi lingkungan, gunung berapi, dll.

Misi 
Proyek ASTER dibawah payung Earth Observing System (EOS) bertujuan untuk melakukan observasi permukaan bumi dalam rangka monitoring lingkungan hidup secara global dan penginderaan sumber daya alam. Sensor ASTER yang dikembangkan oleh Kementerian Ekonomi, Perda-gangan dan Industri (METI) Jepang, merupakan salah satu sensor yang terpasang dalam satelit Terra yang diluncurkan pada 18 Desember 1999. Ground resolution ASTER adalah lebih tinggi dibandingkan dengan LANDSAT- TM, demikian juga untuk spectral resolution yang tinggi dengan 5 thermal-infrared band dan 6 short wave-infrared bands, serta kualitas fungsi stereoscopic yang lebih tinggi dibandingkan satelit sebelumnya, JERS-1.

Spesifikasi sensor
Sensor Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiome-ter - ASTER merupakan peningkatan dari sensor yang dipasang pada sa-telit generasi sebelumnya, JERS-1. Sensor ini terdiri dari Visible and Near-In-frared Radiometer (VNIR), Short Wavelength Infrared Radiometer (SWIR), Thermal Infrared Radiometer (TIR), Intersected Signal Processing Unit dan Master Power Unit. 

VNIR merupakan high performance dan high resolution optical instrument yang digunakan untuk mendeteksi pantulan cahaya dari permukaan bu-mi dengan range dari level visible hingga infrared (520 - 860 mikrometer) dengan 3 bands. Dimana band nomor 3 dari VNIR ini merupakan nadir dan backward looking data, sehingga kombinasi data ini dapat diguna-kan untuk mendapatkan citra stereoscopic. Digital Elevation model (DEM) dapat diperoleh dengan mengaplikasikan data ini, sehingga data ini ti-dak hanya untuk peta topografik saja, tetapi bisa juga digunakan sebagai citra stereo.

SWIR merupakan high resolution optical instrument dengan 6 bands yang digunakan untuk mendeteksi pantulan cahaya dari permukaan bumi dengan short wavelength infrared range (1.6 - 2.43 mikrometer). Penggunaan radiometer ini memungkinkan menerapkan ASTER untuk identifikasi jenis batu dan mineral, serta untuk monitoring bencana alam seperti monitoring gunung berapi yang masih aktif. 

TIR adalah high accuracy instrument untuk observasi thermal infrared radi-ation (800 - 1200 mikrometer) dari permukaan bumi dengan mengguna-kan 5 bands. Band ini dapat digunakan untuk monitoring jenis tanah dan batuan di permukaan bumi. Multi-band thermal infrared sensor dalam sa-telit ini adalah pertama kali di dunia. Ukuran citra adalah 60 km dengan ground resolution 90m.
Penerapan dan manfaat
• Photogeological analysis
• Spectral analysis
• Synthetic interpretation
• Generasi basemap untuk pertambangan dan eksplorasi daerah pesisir
• Global warming
• Monitoring area hidrologi
• Investigasi sumber daya alam
• Klasifikasi tumbuhan
• Monitoring bencana alam




Karakteristik Utama dari sensor ASTER ini adalah 
• Observasi pada 3 VNIR, 6 SWIR, 5 TIR bands atau bekerja dengan 14 bands atau dapat merekam data citra    permukaan bumi dari panjang gelombang daerah visible (sinar tampak) ke daerah thermal infrared.
• Stereoscopic data dapat diperoleh dengan single orbit.
• Space resolutions: 15m untuk VNIR, 30m untuk SWIR, dan 90m untuk TIR.
• Vertical pointing function: +- 24 derajat untuk VNIR, +- 8.55 derajat untuk SWIR, +- 8.55 derajat untuk TIR.
• Sensor optic dengan resolusi geometric dan radiometric yang tinggi pada semua frekuensi chanal.
Sehingga karakteristik ini dapat memenuhi kebutuhan para pengguna/ user data dalam bidang lingkungan dan sumberdaya alam (SDA).
Produk standar
• Level 1 (1A dan 1B)
• Level 2A02
• Level 2A03V
• Level 2A03S
• Level 2B01V
• Level 2B01S
• Level 2B01T
• Level 2B03
• Level 2B04
• Level 2B05V
• Level 2B05S
Produk semi standar
• Level 3A01
• Level 4A01 (Digital Terrain Model - DTM)

Media Pengiriman (hanya dengan FTP)
• FTP (download) : waktu pengolahan data dan setting ftp site kurang lebih 3 - 25 hari. Perhatian : kecepatan transfer data internet ditanggung oleh user.


ProdukCakupan (coverage)
Satelit Terra / ASTER sensor dapat mengambil gambar seluruh permukaan bumi, termasuk kawasan Indonesia.


Affiliate :
 
INDOMICROWAVE CORPORATION - JAPAN
A-401, 1-22-15 Kurosunadai, Inage-ku
Chiba-shi, JAPAN

Jumat, 09 November 2012

Jasa LiDAR, Sistem Pemetaan Paling Efisien



Lidar (pencari jarak laser) dapat digunakan untuk memindai bangunan, formasi batu, dll., untuk membuat model 3D. Lidar dapat menembakkan sinar lasernya dalam jarak jauh: kepalanya berputar secara horizontal, cermin berputar vertikal. Sinar laser digunakan untuk mengukur jarak menuju obyek pertama di jalurnya.

Lidar (light detection and ranging) merupakan teknologi baru yang cukup fenomenal di bidang geospasial. Teknologi ini menjadi semakin dibutuhkan dan memegang peranan sejak disahkannya UU Geospasial tahun 2011. 

Dalam UU ini diamanatkan adanya penyediaan informasi rupa bumi dengan skala 1:1000 oleh Badan Informasi Geospasial. Teknologi lidar inilah yang bisa menjawab kebutuhan-kebutuhan penyediaan data tersebut.
 
Saat ini, pemetaan dengan menggunakan sinar laser yang dibawa pada pesawat udara ini merupakan sistem pemetaan yang paling efisien dibandingkan dengan survei langsung ataupun fotogrametri dan penginderaan jauh. “Teknologi ini mampu mengakuisisi data dengan hingga 200 Khz atau 200.000 titik per detik. Di samping itu, lidar dapat menghasilkan data ketinggian dengan kerapatan 25 titik/m2.

Sistem pemetaan dengan menggunakan lidar selain lebih cepat dan akurat, juga lebih murah. Biaya teknologi lidar menggunakan pesawat biayanya 100 ribu rupiah per hektar, dengan luasan minimal 10.000 hektar. “Meski bersifat efisien, pemanfaatan lidar di Indonesia masih sangat minim karena dalam setiap melakukan perekaman membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk sewa pesawat. Kebanyakan yang menggunakan adalah perusahaan tambang.

Sebagai teknologi baru, dibutuhkan pengenalan konsep lidar untuk pemetaan terkait dengan cara perolehan data, alat yang digunakan, pengolahan dan penyajian data lidar. Di samping itu, juga aplikasi lidar untuk berbagai macam pekerjaan. 
 Image:Lidar aircraft pic.jpg




 http://wikis.lib.ncsu.edu/images/a/ae/Lidar_coastal_pic.jpg


Jika Anda pengguna ArcGIS 9.x atau  ArcGIS 10 yang ingin bisa menampilkan data LiDAR dalam format LAS, bisa menggunakan utility gratis dari GeoCue yang diberi nama LAS Reader for ArcGIS.
Download LAS Reader for ArcGIS disini




https://lh4.googleusercontent.com/-DZSQ4744KD8/TjovuIGhRbI/AAAAAAAABkk/0-JZJVPq7s0/lidar.jpg



Beberapa aplikasi LiDAR lain yang bisa dimanfaatkan antara lain :

LIDAR Untuk Kehutanan (HTI / HPH)
  1. Invetarisasi Pohon. LiDAR memiliki kelebihan dalam pengambilan data dengan detil yang sangat tinggi, hal ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan inventarisasi pohon baik secara berkelompok maupun secara individu. Sebagai contoh, bentuk dan ketinggian kanopi dapat diproyeksikan pada keseluruhan area survey dengan output format yang dapat dibaca pada format standar GIS seperti pada ArcGIS. Data LiDAR ini dapat dikombinasikan secara cepat dengan informasi lapangan untuk menyediakan informasi volume maupun usia pohon. Penggunaan LiDAR juga dapat digunakan untuk menampilkan data informasi secara individu pohon per pohon yang dapat digunakan untuk pengukuran lebih lanjut seperti diameter tajuk dan tinggi pohon, selain itu juga dapat digunakan sebagai dokumentasi perkembangan pohon baik secara individu maupun berkelompok.
  2. Mortality Pohon. LiDAR data dapat dikombinasikan dengan citra potret udara resolusi tinggi untuk mengidentifikasi dan memetakan tingkat kematian pohon. Dengan kombinasi melalui registrasi ortho-photo, informasi yang didapat dapat dengan mudah diolah dalam dengan aplikasi Sisten Infomasi Geografis.
  3. Peningkatan GIS Database. Kegunaan citra raster LiDAR yang terlihat seperti foto hitam putih dapat digunakan untuk pengolahan lebih lanjut meningkatkan informasi spasial kawasan HTI terutama berkaitan dengan tingkat keakurasian yang sangat tinggi. Penggunaan citra LiDAR sendiri dapat dipakai sebagai pilihan citra data dasar.
  4. Pemilihan dan Monitoring kawasan NKT (HCV). Kawasan konsesi HTI pada umumnya memiliki nilai konservasi sebagai bagian dari hutan alami, dat LiDAR dengan dikombinkasikan potret udara resolusi tinggi dapat mengidentifikasi secara detil kelerangan areal, menghitung secara tepat areal NKT lengkap dengan jumlah pohon yang berada di areal NKT. Informasi ini dapat digunakan sebagai dokumentasi kondisi hutan dan menyediakan informasi basisdata yang akurat untuk monitoring dari waktu ke waktu.

LiDAR untuk  Perkebunan
Seperti di bidang kehutanan, di bidang perkebunan aplikasi LiDAR sangat bermanfaat dalam hal :
  1. Menghitung jumlah pohon / tanaman terutama Kelapa Sawit yang memiliki karakter dengan banyak daun.
  2. Pengukuran kondisi tanaman baik secara individu maupun perkelompok.
  3. Estimasi tinggi dan persen penutupan kanopi tanaman perkebunan.

LiDAR untuk Pertambangan
Indonesia memiliki sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui seperti batubara. Hampir sebagian besar sumber daya ini berada di bawah ekosistem hutan tropis. Kegiatan penambangan di Indonesia umumnya dilakukan dengan teknik penambangan di darat yang sebagian besar menerapkan teknik penambangan terbuka (open pit mining) yang didahului dengan pembukaan lahan (land clearing), pengikisan lapisan tanah atas, pengerukan dan penimbunan.
Ada beberapa tahapan penambangan secara garis besar adalah 1. Studi Awal, 2.Eksplorasi , 3. Studi Geoteknik dan Geohidrologi/hidrologi. 4. Studi Kelayakan, 5. Perencanaan Tambang, 6. Penambangan (Produksi – Pengolahan – Pemurnian )- Eksploitasi, 7. Pengangkutan dan Penjualan dan 8. Penutupan tambang dan restorasi

Pada setiap tahapan tersebut, peranan survei dan pemetaan sangat diperlukan, khususnya dalam tahap eksplorasi, studi kelayakan, perencanaan tambang, akses pengangkutan dan penjualan hasil tambang, survei progres dan penutupan tambang.
Aspek ketelitian survei dan pemetaan pada kegiatan penambangan, yang diharapkan masih dalam ketelitian fraksi desimeter-meter.
Pemanfaatan data hasil pengolahan data LiDAR dalam bidang pertambangan diantaranya dapat digunakan untuk mendukung :
  1. Eksplorasi dan evaluasi sumber mineral
  2. Desain dan kontruksi infrastruktur pertambangan
  3. Penentuan dan perencanan lokasi, pit dan volume pertambangan
  4. Perencanaan, monitoring dan pelaporan dalam aspek lingkungan dan dampak terhadap lingkungan
  5. Peningkatan database spasial unit usaha pertambangan
Nah, bagi yang berminat silahkan hubungi saya di 085694924971 dan dapatkan diskon dengan penawaran terbaik.

Intinya, dengan teknologi LiDAR berbagai kendala yang ditemui yang ditemui dalam survey teresterial dapat dengan mudah dan cepat diatasi, termasuk perbandingan biaya survey yang cukup signifikan.